Jumat, 07 Oktober 2016

Ad-Block VS Publisher

Belum lama ini PopTM salah satu media periklanan terkenal didunia melakukan riset terhadap seluruh pengguna situs periklanan tersebut yang tinggal di amerika, dan hasilnya sangat mengejutkan dengan lebih dari 80% pengguna memilih memasang Ad-Block atau dikenal blokir iklan untuk kenyamanan dalam berselancar di internet.

Hal ini sungguh membuat penulis bertanya-tanya.  Mereka semua adalah Publisher yang kita tahu bahwa mereka sangat ketergantungan terhadap iklan, tetapi mengapa mereka mencintai Ad-Block yang jelas-Jelas musuh terbesar mereka, berarti dapat kita simpulkan bahwa Ad-Block adalah musuh dalam selimut mereka.

Dilain tempat, saya melakukan peninjauan terhadap para pengembang android khususnya dalam modifikasi firmware di forum, Grup facebook ataupun yang lainnya. Hampir 50% dari para pengembang menyertakan fitur Ad-Block untuk hasil karya mereka.

Dan disini, di negara tercinta kita ini, siapa yang tak kenal dengan salah satu aplikasi browser android terkenal dari negeri tirai bambu? Ya UC-Browser memiliki fitur Ad-Block atau pemblokir iklan yang sudah otomatis diaktifkan saat pengguna mulai menggunakannya. Bisa anda lakukan survey sendiri tentang berapa diantara teman-teman anda yang memasang atau tidak memasang aplikasi tersebut? Dalam lingkungan saya, hampir 95% mewajibkan keberadaan UC-Browser di ponsel mereka masing-masing.

Sungguh fitur pemblokir iklan merupakan hal yang sangat wajib ada di perangkat mobile maupun komputer.

Lalu siapa yang akan mengalami dampak besarnya? Jawabannya adalah kita semua baik pengembang, pembaca maupun penulis yang kebanyakan juga berprofesi sebagai Publisher.

Mengapa?

Pertama berdampak kepada publisher

Yang akan mengalami dampak dari aplikasi atau script blokir iklan tersebut adalah para publisher, yang tak lain juga bisa dikatakan penulis, hanya saja tidak seperti penulis buku maupun novel yang namanya lebih harum. Publisher sudah sangat bisa merasakannya dengan meninjau terhadap penurunan penghasilan dari berbagai sumber media periklanan yang mereka gunakan. Bukan hanya publisher yang berprofesi sebagai penulis disuatu situs atau blog tetapi juga terhadap para Pengunggah video seperti youtuber dan pengembang aplikasi sumber terbuka seperti android. Jika pengguna android memilih memasang aplikasi maupun script AD-Block maka tidak akan ada satupun iklan yang berani melewati batas keamanannya.

Kedua adalah media periklanan

Dengan keterbatasan mereka untuk menyebarkan iklan yang telah mereka sepakati terhadap pemilik iklan, maka apa yang mereka janjikan akan dinilai bohong belaka, sementara hampir semua media periklanan seperti Adsense, Critio, adnow, adroll, adfly dan banyak lagi menyatakan bahwa mereka menjamin dapat mempercepat jangkauan pemirsa si pengiklan dengan jaminan. Sementara dalam kenyataannya target mereka yaitu para pemirsa sudah sangat familiar dengan yang namanya AD-Block atau Browser yang disebutkan diatas. A akan mencapai targetnya? Tentu saja tidak.

Satu hal lagi bahwa kita pasti setuju bahwa antara PEMILIK IKLAN - PENGIKLAN (MEDIA PERIKLANAN-PUBLISHER (PENYEBAR IKLAN) adalah saling berkaitan, mereka ibarat mata rantai yang saling membutuhkan.

Ketiga akan berdampak pada Masyarakat umum

Lah apa sangkutannya dengan masyarakat umum? 

Mari kita tinjau kembali ke atas siapa yang pertama merasakan?

Ya, Publisher bukan hanya menyebarkan iklan kepada masyarakat, tetapi hal paling utama mereka adalah menyebarkan informasi berharga kepada seluruh lapisan masyarakat didunia dan tanpa disadari bahwa publisher adalah guru besar para pembaca informasi maupun pengguna aplikasi beriklan yang tak lain adalah Masyarakat umum. Hanya saja masyarakat lebih menilai sisi negatif dari pada positifnya. Dengan menghentikan satu kali iklan berarti masyarakat sudah menghentikan satu kali semangat para publisher baik penulis maupun pengembang aplikasi.

Disini kita bisa menilai bagaimana nasib generasi kedepan jika tanpa adanya penulis informasi pada suatu blog atau website maupun penciptaan aplikasi terbaru? Akankah kita kembali lebih memilih membeli ratusan buku untuk kita pelajari? Atau kita kembali ke jaman dimana kita masih memainkan kelereng? Semua jawaban ada kembali pada kesadaran kita masing-masing.

Dan yang terakhir adalah Pengembang aplikasi ad-block sendiri

Setelah anda membaca dan memahami dari tiga poin diatas kita dapat simpulkan bahwa dunia internet atau informasi digital akan mengalami penurunan yang sangat signifikan, dan imbasnya akan kembali kepada pengembang aplikasi tersebut, karena ketiadaan sumber referensi dan pengguna atau masyarakat pencari infoemasi.

Lalu apa solusinya?

Solusinya adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa Ad-block itu tidak terlalu penting, masyarakat perlu menyadari betapa berharganya iklan untuk para publisher, dan mereka perlu menghargai itu.

Disini saya akan bertanya.

Apa bedanya pembajakan dengan pemblokiran iklan? Bukankah dengan memblokir iklan artinya anda menikmati sesuatu yang gratis?

Mungkin dibawah ini adalah salah satu keluhan anda

Iklan sangat merugikan saya, mengganggu, data internet saya cepat habis, bahkan dapat merusak perangkat saya.

Disinilah perlu adanya keseimbangan antara Media periklanan, Publisher dan masyarakat. Dimana media periklanan harus membuat peraturan yang ketat terhadap penempatan iklan agar tetap dapat menciptakan pengalaman pengguna atau pembaca yang nyaman dan aman.

Pokok permasalahan yang harus ditanggulangi

Menurut Akang opik pokok permasalahannya adalah keberadaan iklan dalan jenis Pop up maupun Interestial, karena iklan tersebut yang sangat mengganggu pengguna. Banyak pengguna memilih kembali meninggalkan suatu situs yang mereka kunjungi jika harus berhadapan dengan iklan iklan dalam jenis tersebut.

Tapi mengapa jenis iklan tersebut menjadi jenis yang paling banyak disukai oleh para publisher? Dan Media periklanan juga sangat menyarankan itu sebagai daya pikat untuk mendapatkan hasil maksimal pada setiap publishernya?

Masalahnya adalah PTC "Pay to click" atau dibayar jika ada yang klik iklan. Bukankah itu hal yang sangat dihindari oleh para pembaca maupun pengguna aplikasi? Dari situlah para publisher memilih untuk menggunakan jenis iklan Pop-up, interestial atau yang lainnya yang dapat memastikan pemirsa untuk mengklik iklan iklan.

Dari kronologi diatas dapat kita simpulkan bahwa Ad-Block hadir berawal dari kebencian masyarakat terhadap iklan yang mengganggu, maka disini Media periklanan seharusnya hanya menyediakan iklan dalam bentuk Pay per view atau bayaran pertayang, seperti yang telah dilakukan oleh pihak WordAds dari wordpress.com, tapi sayangnya Media periklanan WordAds pun ikut terkena serangan anti iklan. seharusnya para pengembang ad-block hanya fokus pada pemblokiran virus, situs cabul, situs judi atau iklan yang benar benar dapat mengganggu pengalaman jelajah para pengguna informasi.

Jadi disini akan jelas bahwa publisher sesuai dengan fungsinya sebagai pengirim informasi dengan menayangkan iklan tanpa ada memaksa untuk klik iklan.

Sekian dari saya.
Apa opini kalian? Silahkan coret di kolom komentar

Wassalam... 😉

Tidak ada komentar: